Powered By Blogger

Sabtu, 10 Juli 2010

Seni Drama dan Teater


Kata drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi dan sebagainya: dan “drama” berarti: perbuatan, tindakan. Mengenai seni drama, terdapat beberapa pengertian yang mewakili arti dari drama itu sendiri. Pertama, drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action (segala yang terlihat dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (exciting), dan ketegangan pada pendengar dan penonton. Kedua, menurut Moulton, drama adalah “hidup yang dilukiskan dengan gerak” (life presen in action).
Terdapat berbagai jenis tafsiran orang yang mengartikan teater sebagai “gedung pertunjukan”, ada yang mengartikannya sebagai “panggung” (stage). Secara estimologis (asal kata), teater adalah gedung pertunjukan (auditorium). Dalam arti luas: teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Misalnya wayang orang, ketoprak, ludruk, srandul, membai, randai, mayong, arja, rangda, reog, lenong, topeng, dagelan, sulapan, akrobatik dan sebagainya. Dalam arti sempit: drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media percakapan, gerak dan laku dengan atau tanpadekor (layer dan sebagainya), didasarkan pada naskah yang tertulis (hasil seni sastra) dengan atau tanpa musik, nyanyian dan tari.
Antara drama dan teater ini adalah bagian dari seni pertunjukan. Edi Setyawati berpendapat bahwa “seni pertunjukan adalah sesuatu yang berlaku dalam waktu. Suatu lokasi mempunyai artinya hanya pada waktu suatu pengungkapan seni berlangsung disitu. Hakekat seni pertunjukan adalah gerak, adalah perubahan keadaan. Karena itu substansinya terletak pada imajinasi-imajinasi serta prosesnya sekaligus. Suatu daya rangkum adalah sarananya, suatu cekaman rasa adalah tujuan seninya, keterampilan teknis adalah bahannya.
Menurut RMA. Harymawan, bahwa di Indonesia terdapat sejarah naskah dan pentas, antara lain:

1. Sebelum Abad ke-20: tak ada naskah dan pentas. Yang ada ialah naskah-naskah cerita rakyat dan kisah-kisah yang turun-temurun disampaikan secara lisan oleh ayah kepada anak. Drama-drama rakyat, istana, keagamaan, di arena, di bawah atap atau lapangan terbuka
2. Permulaan Abad ke-20: karena pengaruh drama barat dan cara pemanggungannya (staging), timbul bentuk-bentuk drama baru: komedi stambul/ istana/ bangsawan, tonil opera, wyang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain. Tidak menggunakan naskah (improvisatoris), tetapi menggunakan pentas: panggungnya berbingkai
3. Zaman Pujangga Baru: muncul naskah drama asli yang dipakai oleh pementasan amatir. Rombongan professional tidak menggunakannya.
4. Zaman Jepang: sensor Sendebu sangat keras, diharuskan menggunakan naskah. Rombongan professional terpaksa belajar membaca. Perkumpulan amatir tidak kaget karena terdiri atas kaum terpelajar. Bagi para professional merupakan kemajuan, namun sayang karena keinsyafan.
5. Zaman Kini: rombongan professional membuang naskah kembali. Organisasi amatir setia pada naskah, sayang sering mengabaikan pengarang, penyadur atau penyalinnya.

Setelah kemerdekaan, muncul dimana-mana di seluruh pelosok tanah air perkumpulan drama amatir, baik itu kaum awam, setengah awam, maupun ahli. Sedangkan masalah mengenai drma akan berkisar pada hal-hal berikut: pertama, naskah. Pementasan yang berulang-ulang dirasa kurang adanya senthan repertoar asing. Maka naskah ditambah dengan bumbu repertoar asing dalam proses salinan dan saduran. Kedua, pemain: banyak pementasan yang mengalami kegagalan. Karena kurangnya latihan ataupun hanya ingin jual tampang plus minimnya usia dan pengalaman, menjadi hambatan bagi pementasan. Ketiga, stage: di Indonesia telah bermunculan pelbagai gedung-gedung pertunjukan. Di sini peran dari tempat teater akan menentukan watak pertunjukan itu sendiri. Keempat, penonton: masyarakat cukup mempunyai minat. Hal ini yang mendorong munculnya berbagai perkumpulan drama.

Sedangkan untuk bentuk-bentuk teater, antara lain:

1. Yang lahir dalam lingkungan desa: kegiatannya yang terikat erat oleh persoalan kehidupan sehari-hari dalam desa, yaitu adat dan agama. Contoh: pada kehidupan teater Bali.
2. Yang lahir di Keraton: pertunjukan dilakukan pada upacara-upacara tertentu dan para pelakunya adalah keluarga bangsawan.
3. Yang tumbuh di kota-kota: ia lahir dari kebutuhan yang timbul dengan tumbuhnya kelompok-kelompok baru dalam masyarakat dan sebagai produk dari kebutuhan baru.
4. Yang diberi predikat madern atau kontemporer: ia menampilkan peranan manusia bukan sebagai tipe namun sebagai individu.

Pengertian Tari (Seni Tari)




Unsur utama yang paling pokok dalam tari adalah gerak tubuh manusia yang sama sekali lepas dari unsur ruang, dan waktu, dan tenaga.

Tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.

Beberapa pakar tari melalui simulasi di bawah ini beberapa tokoh yang mendalami tari menyatakan sebagai berikut.

Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Secara tidak langsung di sini Haukin memberikan penekanan bahwa tari ekspresi jiwa menjadi sesuatu yang dilahirkan melalui media ungkap yang disamarkan.

Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.

Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12). Dalam upaya merefleksikan tari kedua tokoh sejalan.

Kesejalanan yang dikembangkan berhubungan dengan konsep tari masih banyak diperdebatkan. Hal ini terbukti masih belum komplitnya pemahaman tari itu sendiri yang berkembang di masyarakat. Laju pertumbuhan tari memberi corak budaya yang lebih variatif, dinamis, dan sangat beragam intensitas pendalamannya. Oleh sebab itu dalam beberapa tahun ke depan tari menjadi semakin memiliki aura yang diharapkan digali terus menerus.

Dalam perkembangan berikut, tari disampaikan oleh Soedarsono bahwa tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah melalui gerak ritmis yang indah. Sejalan dengan pendapat kedua tokoh terdahulu dalam buku ini, pada prinsipnya masalah ekspresi jiwa masih menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar. Pernyataaan yang mendasar tentang ekspresi jiwa manusia menjadi salah satu kunci tari menjadi bagian kehidupan yang mungkin hingga waktu mendatang selalu menjadi tumpuhan perkembangannya.

Dalam konteks yang masih sama Soeryodiningrat memberi warna khasanah tari bahwa beliau lebih menekankan kepada gerak tubuh yang berirama. Hal ini seperti terpetik bahwa tari adalah gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik atau gamelan diatur oleh irama sesuai dengan maksud tujuan tari (Soeryodiningrat: 1986, 21). Lebih jauh lagi ditambahkan CurtSach bahwa tari merupakan gerak yang ritmis (CurtSach: 1978, 4).

Tari sering kita lihat dalam berbagai acara baik melalui media televisi (TV), maupun berbagai kegiatan lain seperti pada acara khusus berupa pergelaran tari, paket acara tontonan yang diselenggarakan misalnya oleh Taman Mini Indonesia Indah (TMII), paket acara yang digelar oleh Pasar Seni Ancol, dan acara tontonan dalam kegaiatan kenegaraan maupun acara-acara yang berkaitan dengan keagamaan, perkawinan maupun pesta lain yang berhubungan dengan adat.

Tari merupakan salah satu cabang seni, dimana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja.

Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara Agama dan Adat.

Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untu mengikuti irama tari, gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya.

Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan gerak tubuh, oleh karena itu tubuh sebagai media ungkap sangat penting perannya bagi tari. Gerakan tubuh dapat dinkmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan itu tubuh berfungsi menjadi bahasa tari untuk memperoleh makna gerak.

Tari merupakan salah satu cabang seni yang mendapat perhatian besar di masyarakat. Ibarat bahasa gerak, hal tersebut menjadi alat ekspresi manusia dalam karya seni. Sebagai sarana atau media komunikasi yang universal, tari menempatkan diri pada posisi yang dapat dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja.

Peranan tari sangat penting dalam kehidupan manusia. Berbagai acara yang ada dalam kehidupan manusia memnfaatkan tarian untuk mendukung prosesi acara sesuai kepentingannya. Masyarakat membutuhkannya bukan saja sebagai kepuasan estetis saja, melainkan juga untuk keperluan upacara agama dan adat.

Dalam konteksnya, beberapa unsur gerak tari yang tampak meliputi gerak, ritme, dan bunyi musik, serta unsur pendukung lainnya. John Martin dalam The Modern Dance, menyatakan bahwa, tari adalah gerak sebagai pengalaman yang paling awal kehidupan manusia. Tari menjadi bentuk pengalaman gerak yang paling awal bagi kehidupan manusia.

Media ungkap tari berupa keinginan/hasrat berbentuk refleksi gerak baik secara spontan, ungkapan komunikasi kata-kata, dan gerak-gerak maknawi maupun bahasa tubuh/gestur. Makna yang diungkapkan dapat diterjemahkan penonton melalui denyut atau detak tubuh. Gerakan denyut tubuh memungkinkan penari mengekspresikan perasaan maksud atau tujuan tari.

Elemen utamanya berupa gerakan tubuh yang didukung oleh banyak unsur, menyatu-padu secara performance yang secara langsung dapat ditonton atau dinikmati pementasan di atas pentas. Dengan demikian untuk meperoleh gambaran yang jelas tentang tari secara jelas.

Seperti dikutip oleh M. Jazuli dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34) dikemukakan bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah tari. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari (Jazuli, 1994:44).

Pada dasarnya gerak tubuh yang berirama atau beritmeritme memiliki potensi menjadi gerak tari. Salah satu cabang seni tari yang di dalamnya mempelajari gerakan sebagai sumber kajian adalah tari. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu bergerak. Gerak dapat dilakukan dengan berpindah tempat (Locomotive Movement). Sebaliknya, gerakan di tempat disebut gerak di tempat (Stationary Movement).

Hal lain juga disampaikan oleh Hawkins bahwa, tari adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak sehingga gerak yang simbolis tersebut sebagai ungkapan si penciptanya (Hawkins, 1990:2). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirangkum bahwa, pengertian tari adalah unsur dasar gerak yang diungkapan atau ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.

Di sisi lain Sussanne K Langer menyatakan, tari adalah gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan dapat dinikmati melalui rasa ke dalam penghayatan ritme tertentu. Apabila ke dua pendapat di atas digabungkan, maka tari sebagai pernyataan gerak ritmis yang indah mengandung ritme.

Oleh sebab itu, tari lahir merupakan ungkapan hasrat yang secara periodik digerakan sebagai pernyataan komunikasi ide maupun gagasan dari koreografer yang menyusunnya.

Sependapat kedua pakar di atas, Corry Hamstrong menyatakan bahwa, tari merupakan gerak yang diberi bentuk dalam ruang. Pada sisi lain Suryodiningrat seorang ahli tari Jawa dalam buku Babad Lan Mekaring Djoged Djawi menambahkan, tari merupakan gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud tertentu. Soedarsono menyatakan bahwa, tari sebagai ekspresi jiwa manusia yang diaungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. Dengan demikian pengertian tari secara menyeluruh merupakan gerak tubuh manusia yang indah diiringi musik ritmis yang memiliki maksud tertentu.

Dengan demikian dapat diakumulasi bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak ritmis.

Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer. Sebagai bentuk latihanlatihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang mempelajarinya.

Untuk memperoleh pengertian tari lebih mendalam, maka diperlukan informasi tentang unsur tari, aspek tari, dan pendukung tari melalui sumber media dalam bentuk foto-foto, VCD/DVD serta media lain.

Koleksi Photo2 ku











Seni rupa


Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk muka ganteng [seperti saya sehingga bisa nyaman ditangkap mata dan diraba. Kesan ganteng ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan bantuan, tentu saja, kosmetika, tapi jangan kebanyakan, tar jadi bencong kayak sebelahku.

Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu kegantengan murni, kegantengan bohongan, dan kegantengan yang menyeramkan. Kegantengan murni mengacu kepada muka yang memuaskan ####### ekspresi pribadi individu yang narsis, sementara yang lainnya tentu saja kegantengan yang menyiksa perasaan orang lain, kayak kamu.

Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah handsomity art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah handsomity art menjadi lebih spesifik kepada pengertian kegantengan murni, karena itu masih diperlukan berabad-abad konvensi para narsis sedunia sebelum definisi seni rupa dan kegantengan bisa ditetapkan.


Unsur-unsur Seni Rupa

Bagi sekelompok orang yang memandang sesuatu secara holistik mungkin tidak akan tertarik pada pembahasan tentang unsur, oleh karena unsur merupakan bagian terkecil dari sesuatu yang membentuk kesatuan sistem. Bagi kelompok ini akan lebih tertarik pada prinsip-prinsipnya, apakah karya seni rupa itu secara keseluruhan enak di lihat atau tidak. Namun bagi kelompok atau orang yang berfikiran prakmatis, formal, atau struktural akan mengatakan enak tidaknya suatu karya Seni Rupa itu dinikmati adalah adanya unsur-unsur yang membentuknya.

Untuk kepentingan analisis atau kritik seni pembahasan unsur Seni Rupa atau lebih lazim disebut sebagai Unsur Rupa atau Unsur Desain memang perlu dilakukan beberapa sumber, terkadang menyebut unsur rupa berbeda, akan tetapi dapat ditarik kesimpulan pada dasarnya unsur rupa adalah Garis, Raut, Warna, Tekstur, Ruang dan Gelap Terang.

A. GARIS

Garis merupakan unsur yang paling elementer di bidang Seni Rupa. Dengan hanya meletakkan posisi mata pensil di atas kertas dan selanjutnya digerakkan, maka jejak mata pensil itu akan menghasilkan garis. Oleh karenanya ada yang menyatakan bahwa garis adalah hubungan dua buah titik atau jejak titik-titik yang bersambungan atau berdempetan. Oleh karena itu garis dapat muncul secara rapi atau dapat juga muncul bergigi, bintik-bintik dan sebagainya, arah garis dapat menimbulkan garis lurus, garis lengkung, garis zig-zag. dan garis dapat berposisi tegak, datar, dan melintang.

B. RAUT

Raut adalah tampang, potongan, bentuk suatu objek. Raut dapat terbentuk dari unsur garis yang melingkup dengan keluasan tertentu sehingga membentuk bidang. Raut juga berarti perwujudan atau perawakan dari suatu objek, dalam hal ini raut berarti bangun, atau dalam pengertian lain raut sering dipahami atau dikenal sebagai bentuk atau bidang. Penampilan raut dapat berujud sebagai (1) Raut Geometris, seperti segi tiga, segi empat, lingkaran. (2) Raut Organik atau Biomorfis seperti raut yang terbentuk dari lengkungan-lengkungan bebas. (3) Raut Bersudut berarti raut yang terbentuk dengan banyak sudut atau berkontur garis zig-zag. (4) Raut Tak Beraturan, adalah jenis raut yang terbentuk secara kebetulan seperti tumpahan cat atau semburan cat dan sebagainya.

C. WARNA

Warna merupakan unsur rupa yang memberikan nusansa bagi terciptanya karya seni, dengan warna dapat ditampilkan karya seni rupa yang menarik dan menyenangkan. Melalui berbagai kajian dan eksperimen, jenis warna diklasifikasi ke dalam jenis Warna Primer, Warna Sekunder, Warna Tersier.

Warna Primer adalah warna yang tidak diperoleh dari pencampuran warna lain, warna pokok atau dengan kata lain warna yang terbebas dari unsur warna-warna lain. seperti ( merah, kuning, biru ).

Warna Sekunder adalah merupakan pencampuran dari dua warna Primer. misalnya warna biru campur warna kuning jadi warna hijau, warna biru campur warna merah jadi warna ungu atau violet, warna merah campur warna kuning jadi warna orange.

Warna Tersier Adalah pencampuran dari dua warna sekunder.

D. TEKSTURE

Tekstur adalah sifat atau kualitas nilai raba dari suatu permukaan, oleh karena itu tekstur bisa halus, licin, kasar, berkerut, dan sebagainya. Dalam tekstur visual boleh jadi kesan yang di tangkap oleh mata itu kasar akan tetapi sesungguhnya halus atau sebaliknya. Kita dapat menentukan halus kasarnya suatu permukaan juga dapat merasakan kualitas permukaan antara kertas, kain, kaca, batu, kayu. Sedangkan pada tektur semu kesan yang di tangkap oleh mata tidak sama dengan kesan yang di tangkap oleh perabaan.

E. RUANG

Dalam bidang seni rupa, unsur ruang adalah unsur yang menunjukkan kesan keluasan, kedalaman, cekungan, jauh dan dekat. Dua bidang yang sama jenisnya misalnya lingkaran, akan memberikan kesan yang berbeda jika ukuran ke dua lingkaran itu berbeda. Lingkaran besar akan memberi kesan luas sedangkan lingkaran kecil akan memberi kesan sempit. Jika ke dua lingkaran itu berimpit akan memberi kesan dekat akan tetapi jika diatur berjarak akan memberi kesan ruang yang jauh.

F. GELAP TERANG

Gelap terang berkaitan dengan cahaya, artinya bidang gelap berarti tidak kena cahaya dan yang terang adalah yang kena cahaya. Goresan pensil yang keras dan tebal akan memberi kesan gelap sementara goresan pensil yang ringan-ringan akan memberi kesan lebih terang. Gelap terang dalam gambar dapat dicapai melalui teknik arsir yaitu teknik mengatur jarak atau tingkat kerapatan suatu garis atau titik, semakin rapat akan menghasilkan kesan semakin gelap demikian sebaliknya.

Seni Musik Ende Lio


Seni musik atau seni bunyi yaitu yang dihasilkan oleh suara manusia / seni suara dan suara alat-alat instrumen. Seni suara/vokal, mengungkapkan rasa lewat suara manusia dalam bentuk kata-kata syair/lagu seperti : Doja, Ndeö-Peö,Sodha-Oro-Bhea-dll.Musik instrumen yaitu membunyikan alat-alat musik sebagai ritme / melodi dengan cara meniup, memukul, memetik, menyentak, dll.

Adapun alat-alat musik instrumen tradisional diantaranya sbb:
a.Musik Tanah : Dengan cara menyentakkan kaki pada tanah sebagai ritme seperti dalam Gawi / Naro atau Todo Pare
b.Musik Batu : Batu Pena Jawa sebagai ritme untuk mengiringi lagu O Lea di saat titi jagung.
c.Nggeri Nggo : Terbuat dari satu ruas bambu betung dan musik ini digunakan saat acara Nainuwa / sunatan.
d.Nggo Dhengi : Disebut juga Nggo Bhonga yaitu terbuat dari potongan kayu Wae atau Denu terdiri dari tujuh potong kayu diikat pada untaian tali. Musik ini dimainkan saat senggang di pondok ladang / kebun dan juga sebagai musik pengiring tarian tradisional.
e.Gaku : Alat musik terbuat dari bambu. Alat musik ini digunakan pada acara Dowe dera dan sebagai alat bunyi pada Ele seda dan juga sebagai alat pengusir hama / burung di sawah / ladang.
f.Sato : Alat musik gesek, terdiri dari buah bila atau batok kelapa, dipasang dengan gagang seperti biola serta dilengkapi dengan satu dawai / senar yang terbuat dari serat daun Lema Mori / lidah buaya hutan dan Nana Koja / getah pohon koja,. Alat geseknya dibuat seperti busur hanya ukurannya kecil dan talinya dibuat seperti dawai / senar.
g.Nggo Lamba / WaniKomposisi musik terdiri dari lamba / wani-nggo-diri.-Lamba / wani : dibuat dari batang kayu nangka / kelapa yang dilubangkan, pada bagian tengah, dasar lubang dipasang dengan bilah bambu dan seekor anak ayam dan ditutup dengan kulit sapi. Adapula lamba / wani terbuat dari kulit manusia seperti di Wologai-Detusoko dengan alat pemukul terbuat dari Elo ki / ilalang. Lamba / wani pada umumnya terdiri dar dua macam yaitu Lamba Ine / Induk dan Lamba Ana /anak. Lamba / Wani Ana ukuran lebih kecil dari Lmba / Wani Ine.-Nggo : alat musik Gong / Nggo terbuat dari logam kuningan-tembaga-besi atau bahan logam lainnya, bentuknya bulat, pada bagian tengah dengan bonggolan.
Nggo terdiri dari tiga jenis yaitu:
1.Nggo Dhengi Dho
2.Nggo Senawa
3.Nggo Bemu / bass
4. Diri : musik pelengkap sebagai ritme pada nggo lamba / wani. Alat ini dibuat dari sepotong
logam atau bambu pecah / Gaku.
h.Feko / Suling : alat musik tiup terbuat dari wulu atau bela, sejenis bambu kecil dan tipis. Feko terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1.Feko Nangi : ditiup pada saat tengah malam dengan mengalunkan nada-nada ratap dan cara meniupnya seperti rekorder.
2.Feko Bu : ditiup dengan nada-nada improvisasi solis, diiringi dengan beberapa gendang dan jenis suling ini disebut juga suling para gembala.
3.Feko Redho : jenis suling ini ditiup secara duet atau trio dengan harmonis pada nada-nada lagu, biasa digunakan untuk arak-arakan pengantin atau acara lainnya.
4.Feko Ria : jenis suling ini ditiup secara kelompok dalam paduan nada secara harmonis dalam irama mars atau irama lainnya pada acara pernikahan atau acara resmi lainnya.
5.Feko Pupu : suling ini bentuknya agak unik seperti alat pompa dan cara meniupnya dengan menggeser bambu untuk menghasilkan nada bass..
i.Genda / AlbanaGenda / Albana terbuat dari pangkal batang kelapa atau kayu dan kulit kambing. Bentuknya setengah bulatan seperti periuk / podo pada bagian permukaannya.Dalam komposisinya ada tiga jenis dengan jumlah lima buah Genda / albana yaitu :
1.Genda Redhu, ukuran kecil sebanyak dua buah untuk improvisasi
2.Genda Wasa, ukuran sedang sebanyak dua buah untuk ritme
2.Genda Jedhu, ukuran besar sebanyak satu buah untuk bass Musik Genda /Albana biasanya dipadukan dengan suling / Feko atau lagu-lagu untuk mengiringi tarian terutama tarian Wanda Pau dalam suatu acara pernikahan / sunatan dan acara lainnya.

Asal Mula Seni Melipat




Tidak diketahui pasti asal usul origami. Ada yang mengatakan berasal dari negeri China. Anggapan itu mengacu pada asal usul kertas sebagai sarana membuat origami.Menurut Fajar Ismayanti, pehobi origami atau orl-gamer, jika dirunut, pada 101 Masehi, Tsai Lun telah menemukan kertas dari bahan bambu. Dari China, kertas kemudian menyebar ke Korea dan Jepang. Origami di China ketika itu mengenal bentuk yung atau perahu dan kotak untuk keperluan adat dan pemujaan.

Meski China memiliki bukti-bukti, banyak yang berpendapat origami berasal dari Jepang. Berdasarkan asal katanya saja, origami berasal dari bahasa Jepang, yaitu oru (melipat) dan kami (kertas). Dari Jepang, origami berkembang pesat hingga ke seluruh dunia.

Sejarah mencatat origami di Jepang dimulai sejak 610 Masehi. Ketika itu, origami mulai masuk ritual orang Jepang, yaitu pada upacara agama Shinto. Lipatan kertas dibentuk menjadi lambang dewa dan digantung di kota Jingu (Kuil Agung Imperial) di Kota Ise sebagai bahan persembahan.

Origami juga menemukan pakemnya. Sejak zaman pemerintahan Muromachi (1338-1573), penggunaan pisau untuk memotong kertas telah dihentikan dan menghasilkan seni origami murni yang banyak dianut sekarang ini. Origami murni memang menabukan pemotongan kertas dan hanya boleh melipatnya.

Pada abad keenam, ketika cara pembuatan kertas dibawa ke Eropa, khususnya Spanyol, oleh para saudagar Arab, origami mulai banyak dipelajari. Orang-orang Arab Moor yang saat itu belum terusir dari negeri matador itu menyukai seni ini. Origami pada periode itu banyak dipakai untuk mempelajari bentuk-bentuk geometri dengan menggunakan sarana kertas.

Setelah orang-orang Arab Moor keluar dari Spanyol, origami masih dipelajari orang-orang Spanyol. Sampai sekarang, orang Spanyol memiliki istilah origami sendiri yang disebut dengan papiroflexia. Seni papiroflexia berkembang pesat di negara berbahasa Spanyol lainnya, seperti Argentina. Tidak hanya mendunia, origami juga berkembang dari segi teknik lipatan. Origami modern mengenal bentuk lipatan berbeda dengan bentuk klasik. Origami modem itu mulai diperkenalkan oleh Akira Yoshizawa di Jepang.

Hasil kreativitasnya berbentuk ramalan bintang diterbitkan dalam majalah Asahi Graf edisi Januari 1952. Publikasi itu kemudian diikuti dengan pameran hasil karyanya di Museum Stadtlich, Amsterdam, November 1955. Akira Yoshizawa mengenalkan bentuk-bentuk baru yang berbeda dengan bentuk origami tradisional. Ia juga memperkenalkan bentuk awal hewan berkaki empat dengan menggabungkan dua lembar kertas berlipat. Sejak itu, origamer sukses menggunakan tekniknya blitz yang dipakainya untuk membuat lipatan hewan berkaki empat yang dibuat dari selembar kertas tanpa dipotong.

Tahun-tahun selanjutnya, Akira Yoshizawa banyak memopulerkan kepada dunia Barat origami modern. Akira Yoshizawa bersama Sam Randlett kemudian memperkenalkan sistem garis dan anak panah yang digunakan sebagai arahan untuk melipat origami yang dapat dipahami oleh semua orang sehingga semua orang di dunia dapat mempelajarinya.

kepariwisataan Kota Bukittinggi




he Asahi Shimbun, surat kabar tertua dan terkemuka di Jepang akan mengekspos kepariwisataan di kota Bukittinggi. Dua wartawan dari harian tersebut, pekan lalu telah melakukan tugas peliputan di kota sejuk ini. Selain obyek-obyek wisata alam yang ada dalam kota, kedua wartwan tersebut juga wawancara khusus dengan walikota Drs. H. Djufri.
Eiki Yano, pimpinan biro Asahi Shimbun di Jakarta didampingi wartawannya Mohamad Surya kepada Singgalang di balaikota, Kamis lampau mengemukakan, ketertarikan mengekspos kepariwisataan Bukittinggi di media tersebut, tiada terlepas dari kepopuleran kota sejuk ini dalam kacamatan nasional. Dari negara-negara manapun di dunia ini orang kenal Bukittinggi. kota kecil berhawa sejuk memiliki pemandangan alam indah dan elok. Penduduknya ramah.

Di samping itu, lanjut Eiki Yano, masyarakat Bukittinggi sampai kini tetap mempertahankan nilai-nilai agama dan adat istiadat. Konkretnya, adat dan agama itu tidak goyah sedikitpun, walauPun Bukittinggi ramai dikunjungi wisatawan. Padahal, banyaknya wisatawan yang datang itu sangat memungkinkan masuknya budaya luar. Justru masyarakatnya tetap mempertahankan budaya sendiri dan tidak terpengaruh budaya luar. Kiat apa yang dilakukan masyarakat dan Pemdanya, itulah yang ingin kami ekspos, ujarnya. Eiki Yano mengaku terkejut saat memperoleh informasi di salah satu televisi nasional bahwa Pemko Bukittinggi mengeluarkan kebijakan melarang kegiatan berbau valentine pada tanggal 14 Februari lalu. Keterkejutan itu baru terjawab setelah ia wawancara dengan wako Djufri. Ternyata kebijakan itu diambil Pemko Bukittinggi atas aspirasi masyarakatnya. Pemko dan pemuka masyarakat sangat arif bagaimana mengantisipasi dampak kurang menguntungkan terhadap generasi mudanya, terutama sekali hal-hal berbau maksiat. Ekspos tentang pariwisata Bukittinggi, seperti diungkapkan Eiki Yano, dimuat secara berkala .Informasi tentang Bukittinggi ini juga diperlukan di lingkungan masyarakat Jepang. Ia optimis, ekspos tersebut akan mengundang atensi masyarakat jepang untuk berkunjung ke kota jam gadang ini. Asahi Simbun, surat kabar tertua di Jepang yang kini sudah memasuki usia ke-120. Eiki Yano, memberikan apresiasi atas komitmen Pemko dan masyarakat melestarikan peninggalan sejarah yang ada di Bukittinggi, salah satunya lobang jepang atau japanesse Tunnel. Lobang terowongan bawah tanah itu dibangun pada masa perang dunia kedua sekitar 1942. sampai kini masih terpelihara baik dan dijadikan obyek wisata.

WARNING NOFI YANTI : DILARANG MEROKOK RUANG BLOG INI BER AC,MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER SERANGAN JANTUNG DAN IMPOTENSI